Pelajaran Ketiga: Kelas 3

Masing-masing dari kita mempunyai orang yang berjasa dalam hidup. Jika ditanya siapa orang itu, setiap orang pasti memiliki jawaban yang berbeda. Tentu saja, karena kebiasaan kehidupan kita juga tidak sama. Tentang siapa orang yang dekat dengan kita setiap hari, tentang bagaimana keseharian kita, bagaimana peran orang di sekitar kita membangun jati diri kita.

Jika kita yang sudah memasuki usia dua puluhan tahun atau tiga puluhan tahun, sudah memiliki anak atau sedang menyusun rencana pernikahan maka kita pun harus siap untuk menjadi ayah atau ibu bagi anak-anak. Kata ayah atau ibu bukan hanya sekedar panggilan saja tapi kita harus menjiwai bagaimana menjadi seorang ibu atau ayah bagi anak-anak kita (nantinya). 

Menurut Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak:
  • Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
  • Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
  • Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
Ketika saya diberi jadwal observasi ke beberapa jenjang kelas, saya mulai memperhatikan bagaimana manajemen kelas di masing-masing jenjang. Jenjang kelas 3 memiliki pengondisian kelas yang berbeda ketika mereka di kelas 2 atau malah di kelas 1. Rata-rata umur siswa kelas 3 adalah 8 tahun dan merujuk kepada pengelompokan umur di atas bahwa ketika umur 8-14 tahun saatnya memperlakukan anak sebagai tawanan dalam artian menjaga perilaku mereka dengan kedisiplinan dan tanggung jawab. Penekanan untuk memberi arahan kepada mereka siswa kelas 3 harus sedikit kuat / tegas supaya mereka juga tidak bertindak semena-mena di umur-umur berikutnya. Nalar pemikiran mereka sudah jalan dan sesungguhnya jika diarahkan secara tepat, mereka sudah bisa membedakan mana sikap yang baik dan buruk.

Mereka yang sudah mulai paham istilah-istilah kata, mereka yang harus tuntas perkalian, mereka yang harus belajar tanggung jawab sesungguhnya, mereka yang harus banyak belajar tentang kejujuran, Mereka yang sudah menguasai musyawarah. Mereka yang seharusnya sudah paham tentang sholih mendengar dan santun berbicara. Semua itu tidaklah mudah tanpa adanya contoh dari guru masing-masing dan tentu saja pendampingan orang tua di rumah. Jika keduanya berjalan bekerja sama beriringan tidak akan sia-sia hasil dari memperlakukan anak sebagai tawanan.

Saya senang bisa berinteraksi serta belajar banyak hal dari anak kelas 3. Alhamdulillah bisa melihat hasil dari melatih anak kelas 3 untuk bernyanyi di acara Welcome Parent walau dengan sedikit kekhawatiran, anak-anak sudah menampilkan yang terbaik dan mau berlatih dengan maksimal meskipun dengan sedikit paksaan yang tidak berart :v
April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar