Mengembangkan Potensi Seorang Ibu
Menjadi ibu adalah impian mulia seorang wanita. Mengapa disebut mulia?
Karena ibu mempunyai kedudukan surga di telapak kakinya yang penuh perjuangan.
Itu merupakan fitrah paling indah yang tidak dikaruniakan Allah kepada seorang
pria. Namun, meski Allah telah menjanjikan kemuliaan itu, terlahirnya menjadi
seorang ibu baru terkadang dihadapkan pada pilihan yang dilematis.
Pilihan apakah itu? Memilih untuk tetap bekerja atau tidak. Memilih antara
menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga? Tapi jika harus memilih apakah
artinya seorang ibu harus meniadakan pilihan lain? Mempunyai pilihan sebagai
wanita kari hingga melupakan tugas sebagai ibu di rumah. Atau
menjadi ibu rumah tangga seutuhnya tanpa memenuhi kebutuhan dirinya untuk
berkembang menjadi lebih baik. Benarkah seperti itu?
Ada quote yang menginspirasi dari Ibu Septi Peni
Wulandani, founder Institut Ibu Profesional, “Berkarya,
menjaga amanah dan menjemput rezeki itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan apalagi dikorbankan.”
Apa pun pilihannya, seorang ibu tetap mempunyai tugas utama mendidik anak.
Seorang wanita karir dalam hal mengembangkan diri di masyarakat sudah tidak
diragukan lagi. Tapi bagaimana dengan seorang ibu rumah tangga yang awalnya
mempunyai mimpi-mimpi berkualitas? Haruskah semuanya dikubur?
Walaupun ibu rumah tangga sejak bangun hingga kembali tidur hanya berkutat
pada urusan anak dan suami, bukan berarti mengabaikan potensi dirinya untuk
berkembang. Pernah mendengar kata daya guna? Menurut istilah KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), daya guna berarti kemampuan mendatangkan hasil dan manfaat;
efisien; tepat guna.
![]() |
Rajut |
Satu hal yang tidak kalah penting, dalam memberdayakan potensi ibu supaya
berkembang adalah ridho suami. Sehingga sangat dibutuhkan keterbukaan,
komunikasi dan kerja sama yang baik agar daya guna seorang ibu rumah tangga
tidak timpang dan tidak ada yang merasa dikecewakan.
#30dwc #30dwcjilid12 #day24 #squad4 #keluarga #daya #dayaguna #potensi
Comments
Post a comment