Beginilah Caraku Mengikat Ilmu

Assalamualaikum, teman!

Apa kamu suka baca? Suka menulis juga? Pasti sudah enggak asing kan,  dengan kalimat, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya"? Itu lho, salah satu sabda Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa salam dalam silsilah Ash Shahihah no. 2026. 

Beginilah caraku mengikat ilmu

Rasanya aku sering mendengar kalimat itu ketika SMA. Ada guru yang rajin mengingatkan untuk mencatat. Dulu sih, seingatku kata beliau, karena kita ini mudah lupa. Apalagi ketika umur bertambah. Kenyataannya memang benar bahwa mencatat adalah salah satu cara mengikat ilmu. Ilmu tidak akan lari begitu saja karena terlalu banyak hal yang perlu disimpan di dalam otak. Saat membuka catatan kembali, sekilas kita bisa mengingatnya. 

Apa pentingnya mengikat ilmu?

Mengikat ilmu tujuannya bukan untuk orang lain. Tapi karena diri sendiri membutuhkan ilmu. Iya kan? Semakin diikat, tentu semakin kuat menempel pada diri kita. Siapa yang dapat manfaat? Diri sendiri.

Mengikat ilmu, juga salah satu cara dalam menghargai ilmu. Saat ini dengan kemudahan teknologi digital, beragam ilmu memang mudah didapat. Tapi tantangannya, apakah ilmu itu benar, bukan kebohongan? 

Salah satu cara untuk melawan kebohongan ilmu adalah dengan mengikatnya dalam tulisannya dan menyebarkannya. Apa tujuannya? Agar kebenaran ilmu itu sampai pada lainnya. Semoga Allah senantiasa mencurahkan kasih sayang dan rahmat pada orang yang menghargai ilmu. 

Caraku mengikat ilmu

Ketika tahu bahwa ilmu adalah hal yang berharga, tentu tak akan menyia-yiakan. Terutama ketika ilmu itu berkaitan dengan hal yang kita sukai, kita geluti dan menjadi minat passion, pasti akan berusaha memburu, mengikat dan merawatnya. Lalu, bagaimana cara mengikat ilmu yang aku lakukan?

1. Mengawali dengan niat yang benar dan baik

Jika memiliki niat yang benar, baik dan kuat dalam mempelajari ilmu, tentu fokus dan hasilnya akan berbeda dengan niat yang asal-asalan. Terbukti, ketika aku hanya sekedar ingin tahu tanpa tujuan jelas mengikuti suatu kulwap misalnya, hanya menyimak sambil lalu. Tak ada dorongan kuat dalam diri untuk benar-benar mempelajari ilmu tersebut. Berbeda dengan kemauan niat yang benar dan baik, aku akan berusaha mengejar saat tertinggal bahkan mengulang-ulang lagi. 

2. Menulis

Salah satu cara agar ilmu yang diburu, tidak lepas adalah mengikat dengan mencatat atau menulis. Seperti sabda Rasulullah yang di atas ya, bahwa mengikat dengan menulis. Kalau dalam buku Prophetic Learning karya Dwi Budiyanto, menjelaskan bahwa menulis dapat melatih kita untuk mengekspresikan gagasan secara runut, jelas dan teratur. 

Kurang lebih, betul seperti itu manfaat yang aku rasakan. Ketika  aku mendengarkan workshop atau kulzoom, pasti biasanya menulis poin-poinnya. Lalu berusaha mengembangkan dalam tulisan yang lebih layak dibaca, tanpa mengubah makna yang sudah disampaikan. Meski kadang, masih harus latihan supaya tulisan tidak melenceng dari outline.

Baca juga: Mengenali Tujuan Menulis.

3. Mempraktikkan

Ketika sudah berniat, mencari ilmu dan menulis, saatnya mengamalkan atau praktik. Mempraktikkan akan menguatkan ikatan ilmu karena berusaha  belajar terus. Seperti saat aku ingin mengikuti kelas Canva, jika hanya menyimak, mencatat, tak akan bisa tanpa praktik. Belajar teori read a loud, tak mahir jika tak langsung melakukannya. Ternyata saat praktik, dapat menguatkan teori yang dipelajari.

Baca juga: praktik read a loud di alam.

4. Menyebarkan

Setelah menulis, ternyata akan berbeda jika hanya disimpan dengan disebarkan ke lainnya. Misalnya pelajaran saat kuliah dulu, entah dimana catatan tulisan kusimpan, sudah tak ingat. Tapi aku masih ingat, saat menuliskan dan mempublikasikan di dalam blog ini, tentang jQuery

Sama seperti, ketika aku belajar tentang read a loud dan di suatu waktu, ada kesempatan untuk berbagi ilmu tersebut. Tentunya, aku harus mengulang belajar. Menurutku, itu semakin menguatkan ilmu agar terikat kuat dalam ingatan.

Empat hal itu adalah caraku dalam mengikat ilmu. Alhamdulillah, KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional) memfasilitasiku untuk menuliskan tema tantangan ini.  Semoga bermanfaat yaa, teman!

Meski bukan hal yang mudah dalam mengikat ilmu, apalagi sejak awal niat sudah kurang benar. Tapi tulisan ini, sebagai pengingat, kalau aku perlu cara begini dalam mengikat ilmu. Kamu punya cara favorit apa yang dilakukan dalam mengikat ilmu? Boleh share dong, untuk sarana belajar bareng. 


April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar