Membangun Pondasi Keluarga Muslim dengan Keimanan

Katanya, perjalanan pernikahan itu penuh liku. Sebab, kadang hidup terasa di atas, kadang di bawah. Kadang harus terpisahkan jarak yang jauh tapi sering juga menghabiskan waktu bersama. Kadang harus merasa sedih tapi juga banyak merasakan bahagia. Kadang terasa sempit, sakit tapi alhamdulillah bisa merasakan lapang ataupun sehat. 

InsyaAllah kita semua ingin sehidup sesurga bersama pasangan ya? Berarti siap dengan apapun tantangan yang ada di depan. Ibarat sebuah institusi, saat hidup, tentu akan ada ujian untuk melihat seberapa struggle kita. Sudah siapkah kita untuk naik ke level hidup berikutnya? Menghadapi tantangan hidup yang sudah Allah tetapkan.

membangun pondasi keluarga muslim dengan keimanan


Seperti janji Allah yang tertulis dalam QS. Al Anbiya ayat 35, artinya sebagai berikut, "Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Tahap Kehidupan Pernikahan

Saya teringat dengan sebuah buku pernikahan dengan tulisan khas seorang konsselor dan trainer keluarga. Buku Wonderful Couple: Menjadi Pasangan Paling Bahagia karya Cahyadi Takariawan. Ada tahapan perkembangan dalam kehidupan pernikahan, di antaranya:

Tahap Romantic Love

Tahap ini, pasangan suami istri sedang merasakan gelora cinta yang menggebu. Biasanya di awal pernikahan, ingi melakukan suatu kegiatan apa pun bersama dalam suasana romantis dan penuh cinta. Istilah yang tepat dalam tahap ini adalah mawaddah. 

Tahap Disapointment or Distress

Pada tahap disapontment, suami istri mulai melihat realitas hidup yang sesungguhnya. Terlihat ada cela pada pasangan dan muncul perasaan kecewa atau marah. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat membawa dampak negatif pada hubungan pernikahan. 

Tahap Knowledge and Awareness

Tahap ketiga ini pasangan suami istri lebih bersikap dewasa. Adanya refleksi dan kesadaran hati masingmasing untuk membangun rumah tangga yang lebih baik. Berusaha memahami kndisi diiri dan pasangan dengan terus belajar melalui berbagai hal,seperti family strategic planning.

Tahap Transformation

Setelah tahap belajar (knowledges), maka di tahap ke empat semakin menghayati makna kehidupan berumahtangga. Berusaha melakukan aksi untuk membahagiakan hati pasangan. Sudah lebih memiliki pemahaman menyeluruh dalam menyikapi konflik atau perbedaan.

Tahap Real Love

Tahap kelima ini menggambarkan istilah rahmah, kesejiwaan antara suami dan istri.Suami istri saling menghayati cinta kasih dengan pasangan. Perasaan yang mendewasa, penuh makna dan kesungguhan jiwa. Real love ini membutuhkan usaha antara suami dan istri.

Suatu hal yang wajar jika terjadi konflik dalam pernikahan. Namun, tentu butuh sikap yang tepat dalam menghadapi persoalan. Lima tahap tersebut mungkin akan berbeda antara pasangan satu dengan lainnya dalam melaluinya. Tidak ada rentang waktu yang pasti di tiap tahapan. Gambaran tahapan itu dapat digunakan sebagai evaluasi bersama untuk mengarungi pernikahan.

Menguatkan Iman sebagai Pondasi Keluarga Muslim

Lalu, hal apa yang akan saling menguatkan pasangan satu sama lain, saat ujian terjadi dalam keluarga? Iman adalah salah satu hal penting yang menjadi pegangan tiap-tiap pasangan. Dengan meyakini ada penjagaan Allah karena kita tak akan bisa mengawasi pasangan selama 24 jam. 

Kita juga tak akan bisa menjamin lurusnya jalan hidup yang akan dilalui. Tapi Allah maha tahu dan berkehendak pada kita. Allah sebaik-baik penjaga keutuhan keluarga kita. Bagaimana membangun keutuhan keluarga dengan pondasi keimanan?

1. Saling menjaga ibadah dengan hindari maksiat

Jika di waktu single, kita atau suami mempunyai amalan yang menjadi andalan. Seharusnya saat menikah menjadi lebih kuat dan saling menguatkan. Semisal, suami tak pernah absen dari puasa sunnah 3 hari tiap bulan. Saat menikah, mengajak kita untuk berpuasa bersama. Begitu juga kita, kuat dalam tilawah 1 juz sehari. Maka ketika menikah, kita bisa mengajak suami saling mengingatkan untuk membaca atau tadabbur Al-Quran bersama. InsyaAllah jika kita disibukkan dengan ibadah atau hal-hal kebaikan, tak akan terpikirkan lagi untuk mencoba melakukan maksiat.

2. Memperbanyak dzikir

Seperti dalam Hadits Riwayat Ahmad dan Ibnu Abbas, berbunyi, "Barang memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." (Sanadnya dinilai sahih oleh Al-Hakim serta Ahmad Syakir).

3. Berdo'a dengan khusyuk

Do’a adaah suatu permohonan pada Allah dalam hal apa pun. Begitu juga saat kita memohonkan kehidupan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Dalam berdo'a sambil memerhatikan adab dalam meminta segala sesuatu pada Allah. Apa saja adab dalam berdo'a? Dalam buku Tazkiyatun Nafs, dijelaskan sebagai berikut:

  • Memilih waktu yang mulia. 
  • Sebaiknya dalam keadaan suci.
  • Memulai dengan pujian pada Allah. 

Ada waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa seperti sore hari setelah Ashar di hari Jumat, waktu sepertiga malam, antara adzan dan iqomah, saat bulan ramadhan. Jika memang kita meniatkan tujuan menikah adalah ibadah, maka apa pun yang terjadi dalam pernikahan bisa jadi jalan pembuka ibadah untuk saling menguatkan iman. Ada baiknya untuk bergandengan bersama menguatkan ibadah agar keluarga kita diselimuti kasih sayang Allah hingga ke surga-Nya kelak.

Penutup

Pernikahan adalah suatu hal yang sakral karena melakukan perjanjian agung dengan Allah. Butuh kekuatan iman dan tauhid dalam membangun pondasi keluarga muslim agar bijak dalam menghadapi permasalahan dalam rumah tangga. 

 


April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar