"Gimana caranya biar bisa menulis? Aku kok merasa susah menuangkan ide menjadi tulisan."
Ada sebuah pertanyaan dari tetangga saya sewaktu main ke rumahnya. Niatnya nganterin anak main, tetapi saya pun ikutan main alias ngobrol juga di sana. Ngobrol random dan tiba-tiba teman saya nyeletuk pertanyaan begitu.
Pertanyaan yang sebetulnya klise banget. Saya jawablah apa adanya pertanyaan itu. Alhamdulillah sudah cukup menjawab rasa penasaran beliau.
Lalu, terpikirkan juga untuk menuliskan di sini. Yaa, meskipun saya belum jadi orang yang ahli banget di kepenulisan. Namun bolehlah sharing tips ala-ala saya di sini. Semoga masih ada kesempatan untuk terus belajar lebih baik lagi untuk menjadi blogger.
Poin-poin yang saya tulis di sini juga berdasarkan pengalaman pribadi ditambah referensi lainnya, seperti webinar, kulwap atau bacaan. Saya ramu berbagai tipsnya menjadi satu dengan bahasa sendiri.
Tips Memulai Menulis bagi Pemula yang Harus Dipraktikkan
Aktivitas menulis seperti keterampilan lainnya, untuk menjadi mahir tentu harus mengawali dulu. Jadi kalau ada pertanyaan tentang langkah awal untuk memulai menulis, sama saja dengan langkah awal untuk memulai memasak, membuat konten, membuat kerajinan dan lainnya.
Menurut saya, supaya bisa lancar menulis adalah niatkan untuk berani memulai dulu. Kemudian, ditambah perkuat dengan strong why atau alasan terkuat untuk menulis.
Misalnya alasan terkuat menulis adalah untuk meluapkan perasaan, menebarkan manfaat, mendapatkan penghasilan tambahan, atau lainnya. Apa betul yakin menyelami jalur menulis, bukan sekadar ikut-ikutan saja. Dari alasan itulah, kita memiliki pegangan yang menguatkan perjalanan menulis dari awal hingga seterusnya.
Selanjutnya melakukan langkah konkret yang fokus untuk memperlancar proses menulis. Menulis adalah suatu keterampilan yang tidak akan mahir kalau hanya teori semata. Ada beberapa langkah nyata yang dapat dilakukan dalam memulai menulis, antara lain:
Membaca
Seperti yang kita tahu sejak masih di pendidikan dasar, bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah menambah wawasan pengetahuan. Selain itu, membaca dapat memperkaya kosakata kita.
Ketika kosakata kita sudah kaya, maka jalan untuk menulis akan lebih lancar. Sebab, kita sudah menyimpan susunan kata dalam pikiran, tinggal dituangkan menjadi sebuah tulisan.
Berani menuangkan ide
Menurut pengalaman orang lain dan saya rasakan sendiri, ide sering datang secara mendadak. Saya pernah mengalami ketika datang ide ketika baru masuk kamar mandi. Pernah juga kepikiran idenya saat akan berbelanja keperluan dapur. Di lain waktu, ide datang saat akan memulai shalat.
Bisa jadi, ide itu akan keluar saat pikiran kita rileks. Sedangkan, saat kita berusaha fokus, malah terasa buntu saja. Kita memang perlu bergerak agar muncul ide. Setelah ide itu muncul, kita catat dulu. Biasanya ide tidak hanya muncul satu.
Terkadang ada beberapa lintasan ide yang keluar. Jika lintasan-lintasan ide itu dikumpulkan, maka dapat menjadi sebuah bank ide. Lalu, kita bisa memilih mana ide yang tepat untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan.
Meluangkan waktu untuk menulis
Niatnya sudah ada, ide mulai bermunculan dan terkumpul. Langkah selanjutnya adalah komitmen meluangkan waktu untuk menulis. Memang komitmen untuk konsisten memulai ini lumayan menantang bagi pemula. Saya pun merasakannya kok.
Sering kita mendengarkan motivasi bahwa keberhasilan bisa didapatkan oleh orang yang tekun, komitmen dan konsisten. Begitu juga dalam mengasah keterampilan menulis. Perlu meluangkan waktu yang paling nyaman untuk merangkai kata menjadi tulisan utuh.
Menulis bebas hingga tuntas
Menulis bebas atau sering disebut dengan free writing. Saya pernah mendapatkan ilmu tentang ini saat mengikuti komunitas literasi ibu profesional (KLIP).
Terkadang salah satu hambatan dalam menulis adalah perfeksionis, inginnya sekali menulis langsung bagus dan enak dibaca. Padahal tulisan yang nyaman dibaca membutuhkan suatu proses yang tidak simsalabim alias perlu proses.
Maka, pentingnya menulis bebas adalah agar kita terlatih dalam mengeluarkan ide spontan. Dari menulis bebas, tak terasa sudah menulis 1000 kata. Padahal awalnya merasa tidak dapat menulis. Nah, dari tulisan itu bisa kita poles atau baca ulang, mungkin ada kalimat yang tidak tepat untuk dipublish atau ada banyak kesalahan ejaan.
Bagi pemula, mengawali menulis bisa berupa curhatan. Kita bisa memilih platform yang nyaman untuk menulis curhatan itu, misalnya di blog. Siapa tahu dari curhatan bisa menjadi penghasilan.
Seperti kawan blogger saya, Mbak Maria G. Soemitro yang mempunyai ciri khasnya blognya yaitu Curhat si Ambu. Ada banyak tulisan berbobot di blognya hingga mendapatkan penghargaan. Namun, ada juga sisi tulisan yang sesuai hobinya yaitu tulisan review drama Cina maupun drama Korea.
Self editing
Selesai menulis secara bebas, langkah selanjutnya adalah melakukan self editing. Saat menulis bebas, kita tidak perlu memikirkan ejaan, kata baku atau lainnya, sehingga bisa dipastikan banyak terjadi kesalahan ketik.
Maka, kita harus melakukan kurasi tulisan sendiri. Edit tulisan bukan hanya pekerjaan editor, lho. Penulis setidaknya menguasai keterampilan edit tulisan secara dasar. Mengetahui ilmu dasar tentang kata baku, ejaan serapan, sinonim kata, dan lainnya. Setidaknya melakukan edit tulisan yang salah ketik agar lebih nyaman dibaca.
Penutup
Keterampilan menghasilkan tulisan yang bagus, pasti membutuhkan proses. 5 cara di atas sangatlah mudah secara teori, tetapi tidak akan berlaku jika kita tidak segera memulai. Saya juga masih tahap belajar menulis, yuk terus berproses! Boleh dong, sharing pengalaman teman-teman dalam memulai menulis.
Setuju dengan kelima tipsnya.. terutama membaca, memang sangat berpengaruh pada munculnya ide2 tulisan.. Terima kasih sharing tips nya ya..
BalasHapusSetuju semua. Dari kesemuanya itu yang paling menantang adalah self editing. Kadang dari self editing muncul pikiran, "aduh kok karyaku gini sih" atau "apa iya nanti bisa bagus" yang kerap kali bermunculan dan bikin maju mundur sama karya sendiri. Hehehe.. Meski begitu bodo amat lah, yang penting maju terus. ðŸ¤ðŸ¤
BalasHapus