Menjadi Orangtuanya Manusia

"Eh anakmu, jangan pernah main lagi dengan anakku!" teriak seorang ibu di depan rumah tetangga.
“Jadi suka mukul, ketularan ngomong yang tidak baik!” lanjutnya masih meluapkan amarah tanpa turun dari sepeda motor.
"Anakmu duluan yang jemput untuk main,'' tukas orang tua sang pemilik rumah, membela diri.
 “Banyak alasan, awas kalau besok aku lihat main bareng!” timpal ibu yang masih berteriak itu sambil tancap gas.

Itu adegan nyata yang saya dengar di salah satu kota di Jawa Timur. Bisa jadi, banyak adegan serupa yang terjadi di sekitar kita. Ketika anak bermasalah, orang tua menjadi punya pendapat bahwa itu karena pengaruh temannya. Tapi kenapa bisa seorang anak mudah menjadi ekor teman daripada ayah ibunya? Apakah ada bagian yang hilang dari hubungan dengan orang tua hingga panutannya adalah teman sebaya?

Seperti di tulisan lain yang pernah saya publish, anak terlahir mempunyai potensi baik, bukan kosongan tapi potensi yang buruk pun bisa muncul jika ada pemicunya. Lingkungan luar yang bisa mempengaruhi anak tersebut, kemungkinan karena orang tua belum selesai membentuk karakternya.

Kata Munif Chatib penulis buku ‘Orangtuanya Manusia’, bahwa banyak orang tua mempunyai anak tapi tidak menjadi orang tua seutuhnya, istilahnya orang tuanya manusia. Orang tua hadir secara fisik memenuhi kebutuhan tapi kurang memperhatikan pengasuhan dan ikatan batin hingga sang anak merasa yatim piatu.

Contoh kecil dari percakapan di atas sudah membuat orang tua kelabakan dan menyalahkan lingkungan pergaulan. Bagaimana ketika sang anak sudah dewasa akan menghadapi kerasnya akhir zaman nanti? Intropeksi untuk diri sendiri agar belajar menjalani peran sebagai orang tuanya manusia. Manusia yang tidak hanya memerlukan pemenuhan kebutuhan secara fisik tapi juga psikis. Juga bukan hanya membutuhkan kelembutan dari sisi feminim ibu tapi juga harus diisi ketegasan dari maskulinnya ayah.

Manusia (anak) akan terus tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan peran orang tua yang seimbang. Meskipun di setiap tumbuh kembangnya akan menyita waktu pribadi tapi kita akan memetik hasilnya nanti karena umurnya tidak akan terulang.
#30dwc #30dwcjilid12 #day16 #squad4 #keluarga



April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar