Tantangan Menulis 30 Hari
Pada awalnya berpikir menumbuhkan keingintahuan,
Keingintahuan melahirkan perbuatan,
Dan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
Membentuk kebiasaan
- Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah -
Tulisan tagar 30dwc yang terlihat sekilas mata memandang akun seorang teman, mampu menimbulkan rasa penasaran. Saya coba mencari
dan mengintip infonya dengan malu-malu, apa sih 30dwc itu? Pertama mengintip akun instagram pejuang30dwc, apakah langsung tertarik? Ternyata belum. Sekali lagi coba mencari tahu karena
melihat teman-teman yang sudah jauh melangkah setelah mengenal 30dwc. Akhirnya
membulatkan tekad untuk coba menikmati pesona 30dwc.
30 day writing challenge (30dwc) adalah tantangan menulis
selama 30 hari. Ya, di sini saya merasa tertantang untuk menulis 30 hari tanpa
henti dimulai dengan mendeklarasikan semangat saya itu. Ternyata semangat
deklarasi itu berpengaruh sekali hingga di hari 30, saat ini.
Apa iya, menulis 30 hari itu tantangan? Kalau menurut saya,
iya ... karena belum terbiasa menulis. Mau menulis seminggu sekali saja sudah
Alhamdulillah, ini diminta menulis setiap hari, bisa dibayangkan tertantangnya.
Tantangan mengatur waktu untuk menulis, meskipun hanya 200 kata. Karena
terkadang terlalu banyak berpikir mau nulis apa, jadi banyak waktu yang
terbuang percuma.
Belum lagi jika diberi tantangan tulisan bertema, memang
harus fokus untuk bisa menulis. Dan secara tidak langsung, juga tertantang
untuk membaca. Tapi tantangan utamanya memang berasal dari komitmen diri
sendiri selain dari lingkungan karena sudah mempunyai anak belum genap usia
setahun.
Dalam proses menulis apalagi untuk saya yang awam, sangat
butuh kritik dan saran. Itu ternyata terfasilitasi di 30dwc dalam bentuk
feedback oleh hampir seluruh peserta 30dwc maupun langsung oleh mentor.
Feedback sangat membawa pengaruh pada tulisan saya. Bisa dicek tulisan saya
di awal dan bandingkan dengan yang akhir-akhir. Selain itu, adanya materi dan kuliah online untuk
upgrade kepenulisan juga memberi wawasan yang baru.
Namun ada yang menjadikan saya menikmati tantangan menulis
30 hari ini, atmosfer semangatnya hampir sama. Terlebih ketika dibagi dalam
satu grup kecil berjumlah sebelas orang yang saling bercerita, memotivasi, memberi
pujian, kritik maupun saran. Itu semua sangat membangun kebiasaan untuk menulis.
Kalau hanya membayangkan rasanya masih ragu bisa menyelesaikan tantangan
menulis 30 hari tapi ketika sudah dijalani dan menikmati, tidak terasa sudah di
hari terakhir tantangan menulis. Dan harus berani mengambil tantangan yang
lebih menarik dari 30 hari ini supaya lebih terasa manfaatnya.
Comments
Post a comment