Stimulasi Pra Membaca Anak Usia Dini

12 komentar

Obrolan dengan kawan yang memiliki anak seumuran, biasanya tidak jauh dari perkembangan anak. Seru sih, bisa saling tukar info dan menyemangati. Tapi tetap ada rasa deg-degan, misal pertanyaan, "Sudah lancar membaca? Sudah terampil menulis?" Dan pertanyaan sejenis tentang anak. Ah ya, hal yang menjadi perhatian selain menjaga fitrah anak usia dini adalah membekali ketrampilan hidup dan literasi seperti stimulasi pra membaca.

Pra-membaca-anak-usia-dini

Membaca perlu distimulasi karena prosesnya tidaklah instan. Mie instan saja butuh proses agar bisa dinikmati, kan. Hehehe. Carol Leroy, seorang direktur Reading and Language Center di University of Alberta Kanada, mengungkapkan bahwa literasi atau kemampuan baca tulis adalah proses yang bertahap pada anak. Berdasarkan Permendikbud nomor 51 tahun 2018 yang membahas penerimaan peserta didik baru (PPDB), memang tidak ada baca tulis bukan syarat khusus untuk anak masuk SD, tapi orang tua tetap perlu memberi paparan atau kebiasaan membaca yang mengasyikan.

Ini salah satu PR buatku karena anak baru mengenal huruf saja, masih belum tuntas kan. Hehe. Ada suku kata, kata, kalimat, paragraf hingga satu bacaan utuh yang sebaiknya dipahami anak. Aku perlu belajar juga dalam mengemas proses membaca menjadi aktivitas yang menyenangkan. Tidak mengegas tapi tidak berleha-leha merasa aman. Secara aktivitas, banyak sekali referensi kegiatan agar anak dapat terstimulasi serta terbiasa dengan membaca. Melakukan ragam aktivitas membaca, agar anak mau, bisa dan terbiasa.

Apa itu Pra Membaca?

Pra membaca adalah proses belajar membaca tahap awal atau permulaan. Pra membaca menjadi dasar untuk proses membaca lebih lanjut. Bisa dibilang, pra membaca merupakan aktivitas pengenalan membaca. Pengenalan atau PDKT (pendekatan) sebelum membaca kata hingga satu bacaan utuh. Karena masih proses pengenalan tentu butuh ide agar anak tertarik membaca lebih lanjut.

Apa Saja Ketrampilan Pra Membaca yang Dibutuhkan?

Ada beberapa ketrampilan pra membaca yang dibutuhkan anak usia dini. Ketrampilan yang perlu dikembangkan, antara lain sebagai berikut:

1. Motivasi buku atau teks visual cetak

Anak perlu dapat motivasi membaca. Darimana motivasi anak berasal? Jika anak masih balita, tentu belum bisa muncul motivasi dari dirinya sendiri. Kita sebagai orang dewasa saja, butuh lingkungan yang mendukung supaya termotivasi membaca, kan. Hehe.

Sama halnya dengan anak yang masih butuh panutan orang tua. Jika ingin anak terbiasa membaca, tentu kita perlu mencontohkan membaca dulu. Bisa juga mengajak anak membacakan buku bersama. Selain itu, hal yang aku lakukan adalah menyediakan bacaan sesuai usianya.

2. Kesadaran materi cetak

Anak perlu diajarkan agar terbiasa dengan materi cetak. Materi cetak bukan hanya berbentuk buku. Ada banyak benda apapun yang dicetak, misalnya brosur, majalah, poster, koran, undangan, selebaran.

Jika ingin anak mempunyai kesadaran materi cetak, kita bisa menjelaskan ragam materi cetak dan fungsinya. Memberi kesempatan anak untuk eksplorasi materi cetak dengan memegang dan memperlakukan sesuai kegunaannya. Bersiaplah, jika ada buku yang menjadi korban penasarannya! Tidak terhitung, berapa selotip yang aku habiskan untuk berusaha mengembalikan halaman yang tersobek. Hehe. 

3. Kesadaran fonologi

Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi terkecil dari huruf. Memberi kesempatan anak agar sadar mendengarkan bunyi kosakata. Usia di atas 3 tahun, bisa bermain mengubah suara atau suku kata.

Bagaimana supaya anak tahu dan mempunyai kesadaran fonik ini? Bisa dari nyanyian, bermain susunan kata seperti awan-kawan, kupang-cupang, bola-pola dan sebagainya. Selain itu, kita cek juga penggunaan bahasa sehari-hari, apakah bicara terlalu cepat, menggunakan bilingual, atau malah jarang mengajak anak bicara?

Menurut dr. Irnova Suryani, pendiri Multiliterasi Indonesia, bahwa penggunaan kalimat efektif juga bisa mempengaruhi kesadaran fonologi anak. Misal kita berbicara sambil menunjuk benda, "Tolong ambilkan itu."

Kata "itu" tidak jelas kan? Bisa banyak persepsi bagi anak. Sebaiknya langsung mengatakan, "Tolong ambilkan gelas merah di atas meja."

4. Kemampuan naratif

Kemampuan menceritakan kembali suatu peristiwa atau buku yang dibacakan. Tapi kalau anak usia dini banget, jangan harap langsung bisa cerita panjang lebar ya. Hihi. Seperti anakku yang bercerita sepotong-potong dan menarik kesimpulan cerita berdasarkan pemahamannya.

5. Pengetahuan abjad dan angka

Pemahaman anak dalam membedakan huruf atau angka. Pemahaman itu termasuk penyebutan yang benar. Jika anak sudah menguasai tentu bisa membantunya untuk identifikasi abjad secara nama atau fonik.

6. Kemampuan berbahasa (kosakata)

Pengetahuan anak tentang berbagai kosakata sesuai usia tumbuhkembangnya. Apakah anak bisa mengucapkan kosakata jika tidak pernah mendengar? Tentu tidak yaa. Anak akan mengucapkan kata jika pernah didengarnya. Yuk, perbanyak mengisi tangki perbendaharaan kata pada anak!

Bagaimana Stimulasi Pra Membaca Anak Usia Dini?

Stimulasi pra membaca, sedikit aku sebutkan dalam beberapa poin ketrampilan di atas. Apa saja ide stimulasi yang perlu dilakukan untuk menguatkan ketrampilan pra membaca? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Mengobrol

Salah satu cara sederhana dan cukup efektif untuk melatih anak berbicara dan membaca. Mengobrol hal-hal keseharian atau aktivitas apa saja, kemungkinan pasti ada kosakata baru yang kita sebutakan. Semisal sedang di luar rumah, bisa mengajak anak berbicara dan memberi pertanyaan hal-hal yang dilihat. Mendongeng juga bisa sebagai topik obrolan, kita bercerita tanpa sarana media.

2. Membacakan buku

Membacakan buku atau read aloud adalah aktivitas sederhana membacakan buku dengan bersuara. Seperti slogannya, read aloud, change the world. InsyaAllah akan ada manfaat yang kita petik jika meluangkan waktu sekitar 10-15 menit untuk membacakan buku ke anak. Beberapa manfaatnya adalah anak akan bisa dan suka membaca.

3. Menyanyi

Menyanyikan lagu bisa menjadi salah satu cara mengenalkan kata berima. Ini salah satu cara mengasah ketrampilan pra membaca anak kan. Setelah bernyanyi, kita bisa menuliskan teks lagunya dan mengajak anak mengeja atau membaca.

4. Bermain kartu kata

Kartu kata atau flash card bisa menjadi salah satu sarana stimulasi pra membaca anak usia dini. Kartu kata tidak harus membeli ya, kita bisa membuat sendiri disesuaikan dengan kebutuhan anak. Kartu kata bukan hanya sekadar untuk bermain, tetapi bisa dimanfaatkan melabeli benda di rumah agar anak terbiasa membaca huruf dari benda sekitarnya.

5. Mengenal bentuk, warna dan ukuran

Huruf abjad dan angka merupakan kumpulan simbol. Sebelum mengajak belajar membaca, ada baiknya untuk dikenalkan ragam bentuk, warna dan ukuran. Anak akan terbiasa jika huruf ada yang terdiri dari garis lurus, lengkung ataupun zig zag. Anak juga akan bisa membedakan huruf kecil dan huruf besar.

Penutup

Mengutip pernyataan Ibu Roosie Setiawan, founder Reading Bugs, bahwa membaca adalah hal yang butuh dipelajari bukan alamiah seperti berjalan, sehingga perlu stimulasi pra membaca anak usia dini. Menuliskan ini sambil menyemangati diri untuk menikmati proses anak belajar membaca. Sebagai orang tua, tentu berharap anak bukan hanya lancar membaca tapi juga memahami isi bacaan dan bisa mengomunikasikan. 

Teman-teman punya pengalaman apa dalam mengenalkan proses membaca ke anak?

Sumber:
Traning of trainer read aloud
Webinar literasi dini

April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

12 komentar

  1. Aku dulu juga stimulasi anak dengan membacakan dongeng dan bermain kartu kata.
    Seruuuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betul Mbak. Sudah berlalu, kalau lihat kartunya masih suka dimainkan

      Hapus
  2. Saya melakukan read aloud untuk ketiga anak saya sejak usia pra sekolah sampai SD, dan hasilnya alhamdulillah, ketiga anak saya termasuk cepat dalam membaca. Kelas 1 SD mereka sudah bisa membaca, padahal saya tidak mengajarinya. Jadi benar dengan memberikan stimulasi sejak dini, kemampuan membaca akan tumbuh dengan sendirinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaAllah, ini testimoni asli. Semoga saya bisa konsisten membacakan juga

      Hapus
  3. Semangat membersamai anak menjalani proses membaca, Mbak!
    Memang ya, membaca adalah hal yang butuh dipelajari bukan alamiah seperti berjalan, sehingga perlu stimulasi pra membaca anak usia dini. Mie instan aja butuh waktu persiapan kan sebelum siap disajikan kwkw

    BalasHapus
  4. keren mba april artikelnya ...
    memang menyenangkan menemani anak-anak untuk menjadi pencinta buku dan hobi membaca

    salam semangat

    BalasHapus
  5. Wah, saya berusan berada di tahap ini. Betul nih 5 cara stimulasi pra membacanya. Plus kalau saya kadang pake "flash" dongeng alias mendongeng cepat, pake imajinasi saat itu yang ada di otak. Ini istilah saya sendiri, sih. Kalo pas ga dibacain buku, itulah cara saya.
    Yups, harus bertahap mengenalkan pra membacanya. Bukan lomba tapi juga ga bisa leha-leha :)

    BalasHapus
  6. Setuju banget, membacakan dongeng merupakan salah satu bentuk PDKT paling nyenengin buat anakku. Dulu pas masih kecil aku sediain buku yang isinya gambar aja. Jadi aku bebas mengarang cerita selama sesuai dengan gambarnya.

    BalasHapus
  7. Aku belajar dari papaku, yg dulu tekun banget ngajarin anak2nya supaya bisa cinta dengan buku. Kalo dari cerita papa, beliau sampe beli buku anak2 bahkan saat kami masih dlm kandungan. Aku bersyukur lahir di keluarga yg memang suka banget membaca.

    Papa sendiri dulu konsisten ngajarin kami baca dari sejak bisa ngucapin kata2. Makanya pas usia 3 THN rata2 aku dan adikku bisa baca semua, dan kemudian kami rutin dibeliin buku stiap bulan. Dulu pas papa masih sering bisnis trip ke LN, pasti deh oleh2nya buku cerita bergambar mba, yg gambarnya lucu2 banget. Walopun bahasanya kami belum paham dulu, tapi melihat gambarnya aja udh seneng dan penasaran. Akhirnya papa tuh yg bacain.

    Trus tiap ultah, kado yg paling kami tunggu2, pastinya buku. Dan setiap ultah papa izinin tuh beli buku sepuasnya di toko buku, sampai keranjangnya kami ga sanggub bawa 😄. Tapi aku Ama adekku selalu ada akal, keranjangnya kami taro di lantai, trus kami dorong bareng hahahahaha. JD buku yg dibeli bisa segunung 🤣. Itu moment yg paling berkesan buat kami sih.

    Makanya skr ini, aku ngajarin anakku juga begitu utk cinta buku. Rajin bacain cerita dan beliin buku apapun yg mereka suka. Drpd mainan, aku LBH royal kalo belanjain mereka buku 😄. Ga liat harga, kalo buku LGS masukin ke keranjang 😁

    BalasHapus
  8. tahap pra membaca emang sangat penting ya, klo dilewati dan langsung disuruh baca huruf demi huruf anak bisa stress dan ga paham apa yg dia baca

    BalasHapus
  9. Setuju banget nih, minat dan motivasi untuk suka membaca harus diupayakan, dibangun oleh lingkungan terdekat yaitu keluarga. Makasih Mbak April, artikelnya sangat bermanfaat.

    BalasHapus

Posting Komentar