Peran Orang tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak

Ada yang masih asing dengan istilah fitrah? Fitrah yang sering kita dengar biasanya maknanya suci, bersih. Pembahasan umum tentang fitrah, sempat dibahas dalam zona 7 kelas bunda sayang institut ibu profesional. Tema zona 7 yaitu pendidikan seksualitas, sedangkan kelompok 12 membahas materi tentang peran orang tua dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Nah, apakah fitrah seksualitas itu? Bagaimana peran orang tua dan kaitannya dengan fitrah tersebut?

Apa Itu Fitrah?

Fitrah adalah suatu hal yang menjadi kejadian atau bawaan manusia sejak lahir. Fitrah ini berhubungan dengan hal penciptaan (bawaan) sesuatu, sebagai bagian dari potensi yang dimiliki. Fitrah memiliki 8 klasifikasi, salah satunya adalah fitrah seksualitas. Fitrah yang mempengaruhi seseorang berpikir, merasa dan berpikir sesuai dengan jati dirinya sebagai lelaki atau perempuan. Setiap anak lahir dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin itu akan berkembang sesuai dengan peran seksualitasnya. 

Pentingnya Orang tua Membangkitkan Fitrah Seksualitas

Seperti yang sudah pernah dibahas di postingan sebelumnya bahwa pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks yaa. Kalau bukan orang tua yang memberikan pemahaman tentang itu, maka siapa lagi? Sosok dan peran ayah ibu memang sebaiknya selalu hadir mendidik sejak baru lahir hingga aqil baligh. Kenapa kok gitu? Istilah gampangnya, orang tua mengundang datangnya anak melalui hubungan suami istri, saat Allah mengabulkan, maka siapa lagi yang bertanggung jawab mendidik? Adanya peran ayah ibu, membantu anak untuk membangkitkan fitrah seksualitasnya. Harapannya adalah anak tahu identitas seksualnya, anak dapat berperan sesuai dengan identitasnya dan anak mampu melindungi diri dari kejahatan seksual.

Tahapan Pendidikan Fitrah Seksualitas

- Usia 0-2 tahun

Anak sebaiknya didekatkan kepada ibu. Usia segitu masih dalam proses menyusui. Menyusui adalah pondasi penguatan konsepsi semua fitrah. Meski anak masih bayi, tetap harus menghargai dirinya dengan meminta izin jika akan membuka baju/celana dan dilakukan di tempat tertutup. 

- Usia 3-6 tahun

Usia ini sebaiknya dekat dengan ayah dan ibu secara seimbang. Anak sudah mulai tahu identitas seksualnya. Mengenalkan alat kelamin sesuai namanya dan memberi pemahaman sederhana bagian tubuh yang boleh atau tidak untuk disentuh orang lain.

- Usia 7-10 tahun 

Di usia ini, sebaiknya anak lelaki didekatkan pada ayah. Sedangkan anak perempuan, didekatkan pada ibu. Melatih adab meminta izin dan menjaga kebersihan alat kelamin. Selain itu, menyiapkan anak menuju baligh. Tahap menumbuhkan identitas menjadi potensi.

- Usia 10-14 tahun

Sebaiknya anak perempuan didekatkan kepada ayah, sedangkan anak lelaki dekat dengan ibu. Di usia ini, sudah mulai memasuki aqil baligh dan organ reproduksi sudah matang. Mengajarkan kemandirian pada anak.

- Usia > 14 tahun

Ini tahap penyempurnaan fitrah seksualitas sekaligus peran keayahbundaan. Masa aqil baligh bukan lagi anak-anak, tapi mitra bagi orang tua. 

MasyaAllah, sebegitu detail dan pentingnya pendidikan fitrah seksualitas ini. Gimana kalau fitrah seksualitasnya tak terawat dengan baik? Bisa berpotensi terjadinya penyimpangan atau kejahatan seksual. Selain itu, tidak cakap dalam menjalankan perannya sebagai ayah atau bunda. Astaghfirullah. Semoga Allah mampukan kita sebagai orang tua dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Aamiin. 


April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar