Teknik Menjaga Diri Anak dari Kekerasan Seksual

Materi di zona 7 kuliah bunda sayang batch 6 institut ibu profesional ini, membuat melek banget meski agak ngeri bahasannya. Tapi tak dipungkiri fakta di masyarakat kasus seperti kekerasan seksual itu bertebaran. Kalau orang bilang, zaman edan ya, huhu. Jika di postingan sebelumnya ada pembahasan kejahatan seksualitas, kalau yang ini tentang menjaga diri anak dari kekerasan seksual. Seperti apa dan gimana caranya anak bisa menjaga dirinya sendiri? Tentu dengan campur tangan Allah ya, tapi ikhtiar tetap harus dilakukan.

Tentang Kekerasan Seksual

Dari Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kemen PPPA dijelaskan bahwa sejak Januari hingga 31 Juli 2020, ada 4116 kasus kekerasan pada anak, sebagian besarnya adalah kasus kekerasan seksual. Sebetulnya apa itu kekerasan seksual? Perilaku yang dilakukan sesorang secara sepihak pada orang lain. Seperti melakukan ancaman, paksaan yang mengarah ke hal-hal seksual yang tidak diinginkan. Siapa pelaku kekerasan seksual? Bisa dari keluarga sendiri atau disebut familial abuse, bisa juga extra familial abuse yaitu orang di luar keluarga korban. Berarti jelas pelakunya ini, tak mengenal status dan usia. Para pelaku juga bisa melakukan kekerasan seksual di berbagai tempat yang ada. Huhu. Naudzubillah.

Faktor Penyebab Kekerasan Seksual

Pasti ada banyak faktor yang mempengaruhi tindakan tidak terpuji ini. Pelaku melakukan hal-hal pemerkosaan, pelecehan seksual, ekploitasi seksual dan lainnya. Sebetulnya paling tak suka jika mendengar atau membaca berita dengan tema ini, ngeri, astaghfirullah. Tapi ternyata kalau dikorek jauh, keluarga juga berperan menyebabkan kekerasan seksual ini. Apa saja penyebabnya? Ada 2 faktor yaitu internal dan eksternal. 

Faktor internal

Faktor yang dipengaruhi dari diri sendiri seperti kejiwaan, biologis, moral, balas dendam atau trauma masa lalu.

Faktor eksternal 

Faktor dari lingkungan sekitar yang bisa memicu tindakan tersebut, seperti faktor budaya, ekonomi, minimnya kesadaran di lingkungan sekitar tentang perlindungan anak, paparan pornografi, minimnya pondasi agama sepertinya juga bisa mempengaruhi. 

Dampak dari Kekerasan Seksual

Perilaku negatif tentu menghasilkan dampak yang tidak baik pula. Kekerasan seksual, cenderung membuat seseorang trauma, baik pada anak atau orang dewasa. Tanda-tanda trauma seperti apa? Powerlessness yaitu tidak berdaya dan tersiksa saat ingin bercerita tentang peristiwa tersebut. Tentu berdampak secara psikis maupun fisik. Dampak jangka panjang seperti berpotensi menjadi pelaku selanjutnya. Naudzubillah, semoga tidak terjadi seperti itu. 

Teknik Menjaga Diri Anak dari Kekerasan Seksual

Anak perlu dibekali cara menjaga dirinya sendiri karena orang tua tidak bisa 100% mendampingi setiap saat. Bagaimana caranya? Orang tua membekali pendidikan seksualitas sejak dini. Bisa juga diawali dengan mengenalkan perbedaan gender ke anak. Selain itu, orang tua berperan dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Melalui cara menyenangkan, anak bisa diajak menjaga dirinya dengan bernyanyi lagu Sentuhan Boleh, Sentuhan Tidak Boleh, bacaan Cerdas Cegah Kekerasan Seksual untuk remaja dan video Kisah si Aksa dan Kisah si Geni. 

Apa ini menjelang akhir zaman, banyak penyimpangan-penyimpangan? Wallahu 'alam. Tugas orang tua membekali dan membentengi anak selain ilmu menjaga diri anak dari kekerasan seksual secara umum tapi juga butuh ilmu agama. Tentunya dengan mempertimbangkan dan memperhatikan tumbuh kembang fitrah anak. 



April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar