Berkenalan dengan Ciri-ciri Bakat Anak

Pernahkah penasaran, kira-kira bakat anak ini apa ya? Betulnya aktivitas yang  disukai anak selama ini adalah bakat, bukan sekedar minat? Aku sebetulnya juga penasaran sewaktu Hizbi usia 2 tahunan, aktivitas apa yang dia banget, disukai dan suka dilakukan. Masih terlalu dini sih karena di usia segitu memang kesukaan anak akan bisa berubah seiring dengan bertambahnya umur. Sebagai orang tua, perlu memahami ciri-ciri bakat. Apa tujuannya? Supaya orang tua bisa mendukung anak sesuai bakatnya dengan tepat. Bukan mengarahkan pada hal yang mungkin bukan bakatnya.

Ciri-ciri bakat anak

Tapi, sebelum lebih jauh tentang bakat, sudahkah kita meyakini bahwa setiap anak adalah unik? Bisa jadi, aktivitas favorit anak satu dengan lainnya akan berbeda. Pasti, bakat anak juga sangat bisa berbeda. Semoga tak keceplosan untuk membandingkan kemampuan anak. Kita sendiri sebagai ibu, tak suka dibandingkan dengan ibu lain, kan? Hihi. Apa yang mempengaruhi bakat anak? Bisa cek postingan sebelumnya dan berkaitan dengan tulisan lainnya.

Ciri-ciri Bakat

Sebelum usia 17 tahun, orang tua perlu mengamati segala aktivitas anak. Bisa jadi, ada ciri-ciri bakat yang nampak dari aktivitasnya. Apa saja ciri-cirinya? Dari e-book Pandu 45, dijelaskan sebagai berikut:

1. Yearning

Anak memiliki hasrat tinggi untuk melakukan aktivitas sampai lupa waktu. Anak sangat bahagia, aktivitas akan menenggelamkannya pada keasyikan hingga merasa waktunya kurang untuk menikmati. KEMUNGKINAN, itu adalah bakat anak.

2. Rapid Learning

Anak begitu mudah melakukan, di saat kawannya terlihat kesulitan pelajari sesuatu. Anak juga menjadi tempat bertanya kawannya dan berhasil menyelesaikan tantangan. KEMUNGKINAN, itu adalah bakat anak.

3. Flow

Anak menjalankan aktivitas dengan mengalir secara alami, seolah sudah terprogram dalam kepalanya dan hasilnya optimal. KEMUNGKINAN, itu adalah bakat anak.

Observasi Potensi Bakat Anak

Sebelum menyimpulkan jenis bakat anak, ada baiknya melakukan observasi. Mengamati aktivitas yang distimulasi atau atas kemauan sendiri. Adakah dari berbagai aktivitas itu yang menjadi potensi bakat anak? 

Seperti hari ini, meski awalnya terpaksa, Hizbi ternyata enjoy bermain sepeda dan berlarian dengan temannya. Selain itu, masih terlihat antusias saat melakukan trial experiment membuat hujan. Kenapa kok trial? Karena hasil akhirnya tak sesuai ekpektasi, tapi Hizbi masih setia menemani. Hihi. Aktivitas yang tak ketinggalan hari ini adalah membaca buku dan bermain peran. Inisiatif sendiri mengambil setumpuk buku. Lalu bermain peran menjadi pilot. 

Aktivitas yang terlihat sederhana, tapi terlihat polanya. Diulang-ulang setiap hari. Meski sempat memberi stimulasi aktivitas lain tapi hal yang menjadi faviritnya, selalu dilakukan. Sedikit tergambar ciri-ciri bakat tapi belum bisa ditarik kesimpulan. Perjalanan Hizbi masih panjang, InsyaAllah. Semoga sebagai orang tua, bisa konsisten dan komitmen mendampingi.


April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar