Review Buku Heal Yourself

Setiap dari kita pernah terluka atau masih merasakan luka. Tetapi, apa kita sudah mengetahui cara mengobatinya dengan tepat? Heal yourself, kita harus belajar mengobati luka. Saat membaca tulisan seorang kandidat psikologi klinis, Teh Novie Ocktaviane Mufti, semoga kita menemukan jalan untuk sembuh dari luka.

Saat ini, istilah healing sangat booming dan sering muncul. Aku merasa agak rancu juga dengan pemahaman yang beredar, apalagi jika dibenturkan dengan agama. Seakan keberhasilan proses healing, bukan karena kuasa Allah. 

Qadarallah, aku bertemu dengan akun Teh Novie. Aku penasaran dengan ilmu dan gaya penyampaian Teh Novie di Instagram yang luwes, tidak dijejali istilah psikologi dan masih bersumber dari ajaran agama Islam.

Review buku heal yourself adalah buku pengembangan diri

Lalu, Teh Novie membuat akun khusus bernama @healyourself.id. Aku mengikuti setiap tulisannya hingga 30 postingan selama bulan Ramadhan. Beliau posting spill di Instagram, lalu tulisan lengkapnya ada di blog. 

Setelah tulisannya genap 30, ternyata beliau berencana membukukan tulisannya. Langsung ikut antrian untuk dapatkan bukunya deh. Kali ini, aku akan sedikit mengulas buku beliau. Semenarik apa sih bukunya?

Identitas Buku

Buku karya Teh Novie yang aku punya adalah cetakan pertama. Aku membeli bukunya di awal 2020 dan alhamdulillah selesai membacanya pas pandemi ini. Hehe, lama ya. 

Nah, cover buku cetakan pertamanya dominan warna abu-abu dan terlihat simple. Berbeda dengan desain yang kedua. Detail spesifikasi bukunya, sebagai berikut:

Judul: Heal Yourself: Untukmu yang Pernah Terluka

Penulis: Novie Octaviane Mufti

Cetakan: Pertama, Oktober 2019

Penerbit: CV. IDS

Kota: Bandung

No. ISBN: 978-602-52916-2-3

Jumlah halaman: 270

Kalau dilihat dari jumlah halamannya, lumayan tebal. Tetapi ketika sudah membaca, tidak terasa lho. Buku ini juga travel friendly, karena aku pernah membawa ke luar kota saat belum selesai membacanya.

Isi Buku Heal Yourself, Untukmu yang Pernah Terluka

Sebelum ke isi, membaca blurb yang tertulis di cover belakang, membuatku tidak sabar untuk menghabiskan tulisan Teh Novie. Kita akan diajak menyelami diri sendiri dengan membaca bukunya.

Buku yang terdiri dari tiga bab utama. Tambahan lainnya ada ucapan terima kasih Teh Novie, cerita di balik layar tentang lahirnya buku ini, testimoni serta ada bonus lembar jurnaling 30 hari. Dengan membaca tulisan Teh Novie, kita akan banyak kontemplasi tentang pikiran ataupun sikap selama ini. Coba kita kupas tiap bab secara umum, yaa.

daftar isi buku heal yourself

Bab #1

Di bab pertama, kita diajak mengulik tentang membahas luka diri. Selama ini, mungkin berpikiran bahwa kita terluka karena orang lain atau sesuatu dari luar. Padahal, ternyata kita pun dapat terluka karena diri sendiri. Bagaimana maksudnya?

Kita pasti sedang berjuang mencari makna hidup kan. Sebetulnya, di dunia kita sedang melakukan apa sih? Apakah sudah menjalani hidup dengan sebaik-baik pemaknaan? 

Kita tidak akan pernah tahu rentang waktu hidup dan datangnya kematian. Sejatinya hidup bukanlah hanya di dunia. Tetapi mencari makna untuk mempersiapkan kepulangan kepada-Nya.

Kita pernah merasa (seolah) serba terlambat. Mungkin orang melihat kita belum lulus kuliah, menikah di usia sangat matang, belum mempunyai anak, belum punya karya, belum ini, itu atau lainnya. Hingga muncul perasaan dalam diri bahwa sepertinya kita serba terlambat dibandingkan standar orang lain. 

Teh Novie menuliskan bahwa perasaan itu muncul karena kita seolah lupa dengan jawaban "belum" itu. Kita mungkin sedang bertumbuh belajar sesuatu, mencapai atau membuat sesuatu lainnya yang tidak diketahui orang lain. 

Nyatanya, tidak ada yang salah dan terlambat. Tidak selamanya yang seolah cepat berarti baik dan tidak selamanya yang seolah lambat itu buruk. Tidak ada yang salah dengan ketetapan Allah.
Kita perlu menerima bahwa setiap orang menjalani kehidupan dengan proses bertumbuh yang berbeda. 

Jangan sampai perbedaan yang sebetulnya baik-baik saja, membuat menyalahkan diri sendiri, keadaan, orang lain. Bahkan, menganggap salah keputusan yang dibuat Allah sejak kita belum lahir di dunia.
Apapun yang menjadi medan juang, semoga kita tidak merasa kehilangan diri.

Kita hanya perlu percaya, hal itu akan menjadikan pribadi yang lebih baik, sebaik hamba yang mengharap ridha Allah.

Eh tetapi, namanya manusia pasti pernah ada rasa down. Entah karena komentar, keadaan, perlakuan orang lain. Situasi itu tidak jarang menimbulkan kekesalan dan timbul berbagai pertanyaan diri hingga cepat mengubah emosi. 

Ada tips dari buku Heal Yourself yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Tutup mata, tarik napas dalam dan rasakan setiap hembuskan.

Nyatanya kita masih diberi kesempatan hidup. Apapun yang terjadi, insyaAllah kita baik-baik saja. Kita hanya perlu percaya takdir dan janji Allah. Fokus pada pesan kebenaran yang akan berdampak baik pada kita.

2. Tetap mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Kita butuh makan, mandi, tidur, lakukan seperti biasa. Selain itu, tambah asupan ruhani dengan shalat, dzikir atau membaca Al Quran. Semalas-malasnya diri, kita tetap butuh melakukan itu. 

Kita membutuhkan dzikir atau membaca Al Quran dengan kesadaran dan penghayatan. Kalau dari tulisan Teh Novie di sub bab lainnya, be mindful and speak softly to your body.

3. Mengalirkan perasaan dan regulasi emosi yang tepat.

Jika kita ingin menangis, maka tidak perlu ditahan. Saat kita ingin teriak, maka teriaklah. Asalkan tidak menganggu hingga membuat keributan. Jika ingin relaksasi dengan menulis, maka tulis dengan tangan supaya emosi dan perasaan dapat dialirkan.

Tidak perlu ditahan, jika ingin mengalirkan perasaan. Menurut Teh Novie, jangan suruh waktu yang sembuhkan luka. Kita masih punya kesempatan hidup untuk memperbaiki atau memulai dari awal lagi.

4. Bercerita kepada orang terdekat yang dipercaya.

Kita perlu bercerita dengan orang pilihan. Memilih orang yang dapat mendengarkan, memberi tanggapan atau solusi yang bukan hanya bertujuan dunia, tetapi juga akhirat.

5. Membuat batas waktu.

Perasaan sedih, galau, kecewa, marah atau lainnya itu adalah bentu perasaan yang wajar. Berarti kita masih sehat hingga bisa menyadari perasaan itu. Namun, kita perlu menetapkan rasa itu dalam batas tertentu. Sebaiknya tidak terlalu lama hingga membuang waktu.

Ini baru cuplikan bab 1. Rasanya, saat menuliskan ini seperti mendapatkan semangat baru. Teh Novie sangat pintar merangkai, meramu dan menyajikan tulisan yang nikmat untuk diresapi.

Bab #2

Sebagai makhluk sosial, kita pasti tidak terlepas dari interaksi dengan orang lain. Terkadang, ada sedikit hal yang membuat tidak nyaman hingga menimbulkan luka. Bab 2 dari Heal Yourself ini, kita akan diajak mengambil hikmah agar menjadi pribadi lebih baik. 

Coba mengingat kembali, mungkin kita pernah merasa terluka karena sikap orang tua atau orang lain. Apakah berpotensi kita melakukan balas dendam atau kesalahan yang sama? 

Hal itu bisa terjadi karena kita sudah memiliki dan merekam kejadian dalam memori. Tetapi itu menjadi sesuatu yang tidak sehat bagi psikologia kita, kan. Teh Novie mengingatkan kita dengan surat Fushshilat ayat 34-35. 

Terjemahan firman Allah sebagai berikut, "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia seperti teman setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan besar."

Sebagai pembelajar hidup sejati, insyaAllah kita akan bertumbuh menjadi lebih baik. Tentu kita akan berusaha tidak membalas dendam hal-hal yang menyakitkan di masa lalu. Mungkin kita pernah tersakiti dari pengasuhan orang tua, InsyaAllah kita akan lebih belajar lagi tentang pengasuhan yang baik.

Sesungguhnya, kita layak untuk merespon dengan cara yang baru. Menjadi pribadi yang membalas keburukan dengan kebaikan. Apalagi jika menyangkut hubungan dengan orang tua. Sebab berbuat baik kepada orang tua, terutama ibu adalah perintah dari Allah.

Bab #3

Yuk, kita lanjut membahas sedikit bab 3 buku Heal Yourself. Bab yang membahas tentang riuh dan dinamikanya dunia, hingga terkadang sulit menemukan ketenangan. Tetapi, begitulah hakikat dunia. Tempat kita diuji dan mengusahkan yang terbaik untuk bekal pulang kepada Allah. 

Sampai mungkin pernah ilfeel dengan Allah karena mengalami ujian hidup. Merasa sudah melakukan doa, tetapi tidak membuat lega. Astaghfirullah, kita sudah berburuk sangka pada Allah.

Jika kita mengingat kisah Bilal bin Rabah yang disiksa tuannya karena beriman, apakah masalah kita sama seberat itu? Bilal yang ditimpakan batu dengan tangan kaki terikat di bawah terik matahari. Lalu, masalah yang tidak seberapa, kita sudah merasa paling tersiksa dan nelangsa. Astaghfirullah. 

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupan. Dia mendapatkan (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakan dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuat...." (TQS. Al Baqarah ayat 286).

buku heal yourself untukmu yang pernah terluka

Allah tentu tidak akan memberikan beban pada kita melebihi kesanggupan. Allah maha tahu kapasitas kita dalam memikul beban ujian. Lalu, apa yang bisa dilakukan, saat mengalami putus asa dalam hidup?

  1. Back to Allah. Kembali kepada Allah, memperbaiki keyakinan terhadap Allah. 
  2. Butuh pendengar yang dapat dipercaya. Jika perlu, meminta bantua  tenaga profesional.

Saatnya belajar menangkap makna dari pengalaman hidup. Kita perlu mengambil jeda untuk banyak bertanya pada diri sendiri. Kalau kita sering mendengar istilah muhasabah atau introspeksi, maka kita perlu melakukannya dan berdialog pada Allah usai shalat.

Writing for Healing Journal

Bonus lembar kosong diberikan buku ini, sebagai sarana pembaca untuk praktik writing for healing selama 30 hari. MasyaAllah, baik banget Teh Novie. Setelah disuguhkan tulisan yang dalam dan bermakna, kita dibantu secara tidak langsung dalam menemukan solusi dari diri sendiri atas konflik atau luka yang dihadapi, lewat sarana menulis.

Kesan setelah Membaca Buku Heal Yourself

Buku ini nilainya 10 dari 10 deh. Secara isi, penulisan dan layoutnya sungguh apik. Latar belakang Teh Novie dengan topik yang dibahas sungguh berbobot, tetapi disajikan dengan bahasa yang lebih nyaman dibaca.

Aku tidak merasa digurui, meski makna kalimatnya banyak mengandung nasihat. Kita hanya butuh fokus untuk mencerna kalimat demi kalimat karena ada istilah-istilah dan pengertian teori psikologi. 

Bagaimana teman-teman, setelah membaca sedikit review buku Heal Yourself, Untukmu yang Pernah Terluka? Ada keinginan meminangnya untuk membedah lebih lengkap? Langsung saja, kepoin akunnya yaa.

April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

22 komentar

  1. membaca review yang disampaikan mbak April, sepertinya buku ini semacam oase di padang pasir bagi jiwa-jiwa yang pernah ataupun sedang terluka...
    teh Novie membimbing pembaca untuk healing dengan cara yang asik..

    BalasHapus
  2. Nah bener banget nih, kadang saya merasa kok pencapaian ku gini gini aja gak seperti yg lain. Namun seiring waktu sepertinya saya sudah lebih bersyukur

    BalasHapus
  3. Baca review buku ini membuat aku pengen baca deh, karena sesungguhnya hampir semua orang punya luka dalam dirinya karena dirinya sendiri

    BalasHapus
  4. Wah...jadi penasaran sama Buku "Heal Yourself" karena rating yang diberikan sempurna.
    Sesekali, kita wajar banget yaa..merasakan diri butuh bantuan orang lain dan ingin menumpahkan kepada orang lain yang sudah dekat dengan kita agar bisa sedikit lebih lega.

    BalasHapus
  5. Baca review buku ini aku langsung order bukunya doong. Gak sabar mau baca bukunya dengan lengkap. Semoga lewat buku ini aku jadi bisa menata emosi.

    BalasHapus
  6. Healing terbaik lebih ke dalam menikmati sakit dengan menerima segala kekurangan diri karena belum mampu menyesuaikan diri dengan keadaan... belajar berdamai

    BalasHapus
  7. Mau langsung intip akunnya dulu. Bukunya jadi tertarik untuk ditambahkan di rak buku rumahku. Penjabaran masalah psikologinya terasa ringan, dan yang paling saya suka, dikaitkan ddng agama juga. Setuju banget bahwa Semalas-malasnya diri, kita tetap butuh meluangkan waktu untuk healing dng dzikirdan ngaji

    BalasHapus
  8. Buku yang menarik. Bisa menjadi motivasi bagi kita untuk tetap semangat dan bangkit dari kegagalan dan kekecewaan.

    BalasHapus
  9. Intinya kita harus tetap bersyukur ya apapun yang terjadi. Nasihatnya keren tuh untuk melakukan 'be mindful and speak softly to your body'. Langsung praktek deh tarik nafas dalam dan rasakan setiap hembusan

    BalasHapus
  10. Bukunya menarik sekali, tentang emosi dan menghilangkan luka dalam diri.

    BalasHapus
  11. Suka banget dengan tulisan mbak April. Terima kasih banyak ya mbak. Langsung kepoin akunnya dan mo beli bukunya nih😍

    BalasHapus
  12. bukunya jadi penasaran mbak. seru cara mbak mengulasnya pun. sukses terus ya mbak untuk mbak.

    BalasHapus
  13. Wah, ternyata memang dalam hidup ini masih banyak tantangan dan hambatan yang bisa membuat hati terkula lama. Pencapaian yang belum dapat diraih, kesalahan yang sulit dimaafkan, atau merasa diri ini kerapkali tak mampu berbuat kebaikna hakiki. Mesti membaca buku Heal Yourself nih supaya hati lebih tenang.

    BalasHapus
  14. jadi pengen baca bukunya, banyak yang harus dipraktekkan dalam healing, intropeksi diri sendiri

    BalasHapus
  15. banyak yang harus dipraktekkan healing dan intorpeksi diri sendiri

    BalasHapus
  16. bener banget ini Mba, gada yang terlambat. semuanya disesuaikan dengan kondisi kita, yang kita tunggu pasti akan datang ketika kita "siap". aku dengerin teori meditasi dan poin-poinnya selaras dengan isi buku inii 😍

    BalasHapus
  17. Buku yang sangat bermanfaat, terima kasih reviewnya. Kita jadi bisa ikutan mgintip isi buku yang sangat bermanfaat ini, semoga kapan2 bisa ikuta baca biar bisa dipraktekan..

    BalasHapus
  18. Senangnya dapet tambahan referensi bacaan lagi. Ini self improvement gitu ya. Kebetulan bacaan ku abissss.

    BalasHapus
  19. wah kayaknya buku ini perlu aku baca deh teh.... rasa ingin tahuku belakangan ini terhadap segala tetek bengek mental health lagi meroket banget.... cuzz ah cari bukunya dimana teh ini?...

    BalasHapus
  20. bukunya menarik banget ya dari ulasannya saja jadi tertarik deh karenatopik self healing ini perlu banget apalagi di masa sekarang kita dilanda berbagai cobaan karena pandemi dan butuh penguatan mental ya...

    BalasHapus
  21. Ulasan bukunya lengkap pisan deh penulisnya pasti happy banget nih bacanya, kita juga jadi dapat gambaran gimana menariknya buku ini

    BalasHapus
  22. Satu lagi buku yang wajib dikoleksi, yang serasa pas dengan situasi kini yang sedikit-sedikit demam....

    BalasHapus

Posting Komentar