Membacakan Buku Digital atau Buku Cetak untuk Anak Usia Dini?

Orang tua mana sih, yang tidak ingin anaknya suka membaca? Aku termasuk barisan yang ingin anak suka membaca. Hehe. Supaya anak suka membaca, perlu upaya agar dekat dan terbiasa dengan buku. Buku digital bukanlah hal yang asing, saat ini. Meski sempat membuatku galau saat ingin mengenalkan buku itu ke anak di usia 3 tahun. Apakah pilih membacakan buku digital atau buku cetak untuk anak usia dini? Pilihanku di anak pertama ini, berpegang pada pedoman screen time.

Membacakan-buku-digital-atau-buku-cetak

Sebelum teman-teman ikut bimbang juga dalam pilihan membacakan buku digital atau cetak, mari kita kenali lebih jauh keduanya. Tulisan ini berasal dari berbagai sumber yang aku dapat. Ada yang dari mbah google, training of trainer, webinar, kulwap dan buku.

Berkenalan dengan Buku Digital dan Cetak

Buku digital disebut juga buku elektronik atau e-book. Salah satu jenis buku atau bacaan yang dihadirkan dalam bentuk file atau softcopy. Membacanya menggunakan perangkat tambahan seperti smartphone, laptop atau komputer. Bentuknya yang softcopy, tidak memiliki fisik seperti buku cetak tapi tampilannya sama seperti buku, misal halaman depan, daftar isi dan seterusnya.

Buku cetak atau buku fisik adalah buku konvensial yang terdiri dari kumpulan kertas yang ditulis atau dicetak dengan tinta secara nyata alias dapat kita pegang. Buku cetak membuat yang memegang punya rasa khas tersendiri terhadap buku. Apalagi bagi anak-anak, penting memegang buku cetak supaya tahu bentuk asli dari benda bernama buku.

Baca juga: Tips Mengurangi Kecanduan Gadget

Kelebihan Kekurangan Buku Digital dan Cetak

Kita sebagai manusia ciptaan Allah punya kelebihan dan kekurangan ya, apalagi sebuah benda ciptaan manusia. Hehe. Titik balik mulai tumbuhnya e-book di tahun 2007 dengan rilisnya Kindle oleh Amazon, dinilai punya nilai kelebihan. Meski begitu, tentu di satu sisi juga ada kekurangannya. Penilaian ini agak subyektif mungkin ya, karena tiap kita punya pandangan masing-masing.

Kelebihan buku digital

Kita kulik dulu nih, nilai plus dari buku digital yang booming saat ini. Ada apa saja sih, supaya kita bisa memanfaatkan dengan baik?

1. Praktis

Buku digital tidak memerlukan ruang besar dalam penyimpanannya. Cukup menyimpan koleksi buku anak dalam satu smartphone atau laptop.

2. Murah

Harga e-book relatif lebih murah dibandingkan buku cetak. Buku digital bisa menjadi pilihan saat harus menghemat biaya.

3. Memperpanjang usia buku

Saat hukum pajak berubah dan para penerbit buku harus membayar pajak buku-buku di gudang, maka buku yang kurang diminati pembeli akan dipindahkan dari gudang. Berbeda dengan buku digital yang tahan lama.

4. Diklaim lebih menyayangi bumi

Saat kertas yang digunakan untuk mencetak buku harus mengorbankan pohon-pohon, tidak dengan buku digital.

Kekurangan buku digital

Coba kita telaah lagi nih, adakah efek dari pemakaian buku digital? Setelah membahas kelebihannya, tidak dipungkiri bahwa buku digital memiliki kekurangan. Apa saja itu?

1. Radiasi

Paparan cahaya dari gawai terbukti memiliki efek yang kurang baik untuk kesehatan mata. Mata bisa menjadi mudah lelah bahkan dampak jangka panjangnya, bisa merusak mata.

2. Kurangnya kualitas memahami bacaan

Penelitian dari a Digital Critique of a Famous Autobiography tahun 2011 menunjukkan bahwa sekitar 6-11 persen, kita membaca lebih lambat di layar daripada dari kertas.

3. Kurangnya sensasi perabaan

Bagi anak usia dini, butuh stimulasi perabaan untuk mengenalkan format buku asli. Hal itu, tentu tidak didapatkan saat menggunakan buku digital.

Kelebihan buku cetak

Dari buku digital, mari kita beralih ke buku cetak. Jenis buku yang masih memiliki tempat di hati para bookaholic. Supaya dapat seimbang saat memutuskan membacakan buku digital atau buku cetak untuk anak usia dini. Dari segi kelebihan, apa saja yang dimiliki si buku cetak?

1. Dinikmati beragam usia pembaca

Buku cetak bisa digunakan dari bayi 0 bulan hingga orang tua. Berbeda dengan buku digital karena anak di bawah 2 tahun, tidak dianjurkan terkena paparan cahaya gawai. Bagi orang tua juga akan lebih mudah lelah indra penglihatannya saat melihat layar gawai.

2. Lebih meningkatkan pemahaman membaca

Membaca dengan buku cetak, meninggalkan jejak pemahaman lebih dalam. Selain itu, merangsang area otak yang berhubungan dengan emosi.

3. Tidak kesulitan menandai hal penting

Saat membaca buku cetak, kita lebih mudah memberi tanda hal-hal yang perlu diingat atau menjadi rujukan. Berbeda dengan buku digital, perlu menelusuri dari awal, satu per satu atau harus mengingat halamannya dengan baik.

4. Dapat mencium sensasi khas kertas

Para pecinta buku akan merasa ada yang kurang saat tidak mencium aroma kertas dari buku yang dibaca. Hal itu, tidak ditemui di buku digital.

5. Meningkatkan interaksi saat membacakan buku

Anak usia dini yang belum mahir membaca, butuh bantuan untuk memahami bacaan. Hadirnya buku cetak dapat menambah interaksi yang lebih saat membacakan buku pada anak.

Baca juga: Read aloud e-book

Kekurangan buku cetak

Sama halnya dengan buku digital, buku cetak memiliki sisi kekurangannya juga. Tentu supaya kita lebih bijak dalam menggunakan buku cetak. Berikut beberapa kekurangannya:

1. Membutuhkan perawatan

Buku cetak butuh dirawat mulai dari menyampul, menggunakan hingga menyimpannya. Apalagi saat anak usia dini di fase ingin tahu, jika kurang perhatian bisa berakibat fatal pada buku. Hehe. Selain itu, jika menyimpannya kurang tepat, buku cetak bisa lembab dan rawan dimakan rayap.

2. Membutuhkan ruang penyimpanan

Semakin banyak koleksi buku, maka semakin membutuhkan ruang besar dalam menyimpannya. Semoga para pencinta buku diberikan rumah yang luas. Aamiin. Hehe.

3. Berat jika membawa banyak buku

Semakin tebal buku yang dibaca, tentu semakin butuh tenaga untuk membawa buku tebal yang berat. Untuk anak usia dini, bisa disesuaikan jenis buku yang tidak berat secara fisik.

Pilihan Membacakan Buku Digital atau Buku Cetak

Keputusan untuk memilih buku digital atau cetak bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Orang tua yang lebih tahu dan harus bijak dalam memutuskan pilihan. Orang lain juga tidak berhak mengatur ya kan? Saatnya mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan di atas. Jika memilih buku digital, tentu sambil memperhatikan pedoman screen time yang ada. Adanya pedoman atau aturan, InsyaAllah membuat anak tidak berlebihan dalam menggunakan gawai.

Penutup

Buku digital maupun buku cetak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keduanya sama-sama memiliki tempat di hati para pembaca. Keduanya sama-sama diharapkan dapat meningkatkan minat baca anak. Keduanya tentu memiliki sasaran pembaca sendiri. Semoga tidak semakin bingung dalam menentukan pilihan membacakan buku digital atau buku cetak untuk anak usia dini.

Kalau teman-teman lebih sering membacakan buku digital atau buku cetak untuk anak? Boleh sharing dong, jangan saling serang ya. Hehe.


Sumber:

- The Read Aloud Handbook

https://m.klikdokter.com/amp/3626923/mana-lebih-baik-membacakan-e-book-atau-buku-cetak-pada-anak

https://blog.kejarcita.id/akankah-buku-digital-menggantikan-buku-cetak-untuk-kbm-di-masa-depan/amp/

https://www.google.com/amp/s/www.duniadosen.com/buku-digital/amp/

April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

14 komentar

  1. memang selalu ada plus minus ya, utk pilihan buku digital ataupun buku cetak.
    apapun ituuuu, semoga ortu selalu bisa tingkatkan bonding dgn buah hati.

    BalasHapus
  2. Saya dan anak-anak lebih sering berinteraksi dengan buku cetak, Mbak april. Ya kalau ditanya buku digital pernah aja, tapi malah kebanyakan terdistraksinya ni, huhuhu.

    BalasHapus
  3. Baik buku digital maupun cetak dua duanya saya suka. Maslah saya adalah justru belum bisa menanamkan minat baca nya pada anak. Anak malah sukanya main game hikz!

    BalasHapus
  4. aku juga tim keduanya mbak. di rumah banyak sekali buku anak tetapi sesekali anak jg menikmati buku dari gawainya. kenapa? agar korelasi gadget itu tetap membaca menurut saya hehe.

    BalasHapus
  5. aku kalau untuk bacaan sendiri pastinya lebih memilih buku digital apalagi yang bisa didapat gratis. hehe. tapi kalau buat anak lebih memilih buku cetak sih soalnya berasa lebih nyata aja. cuma masalahnya anakku malah masih belum antusias kalau dibacain buku. huhu

    BalasHapus
  6. Baca digital tantangannya di radiasi memang. Saya ikut anggota salah satu perpus dan biasa minjem buku-bukunya secara digital. Asik juga. Tinggal nyari pojokan rumah, terus ngadem.

    BalasHapus
  7. iya nih, dilema juga
    harusnya sih anak generasi Z ini harus melek teknologi
    tapi ntah anak anakku pada g suka baca buku digital gini

    BalasHapus
  8. aku masih PR banget buat anak-anakku, nggak suka baca buku digital zamannya mereka lebih seneng liat video huhu... tapi aku pun belum bs baca buku digital, capek ke mata

    BalasHapus
  9. Iya betul rasa dilema banget. Ingin mengikuti zaman tapi khawatir radiasi. So far masih nyaman pakai buku.

    BalasHapus
  10. Tapi bagi saya pribadi, untuk anak-anak usia dini sebaiknya pilih buku cetak saja. terutama buku yang dihiasi dengan gambar-gambar lucu dan menarik. Terima kasih telah berbagi,Mbak.

    BalasHapus
  11. Kalau anak saya kurang suka malah baca buku digital, mungkin kebiasaan baca buku cetaknya jadi kalau baca buku digital nggak fokus dan nggak pernah menyimak sampai selesai..

    BalasHapus
  12. lebih enak baca buku cetak mmg. sy pengoleksi buku tp yg ribet pas pindahan kosan. mindahin buku2nya itu. makanya skrg sy mulai pindah ke ebook

    BalasHapus
  13. Benar sekali, kak..
    Kalau anak-anak sudah terbiasa mengenalkan buku fisik, akan terasa sekali kesusahannya dalam membaca buku digital. Ternyata letak di pemahaman kalimatnya yaa.. kalau baca e-book, aku selalu sedia buku dan alat tulis, buat catat point-point pentingnya.

    BalasHapus
  14. Anak-anak masih kuperkenalkan dengan buku cetak sih, meski udah mulai tahu ada buku digital. Tapi mereka suka jahil, bilangnya pinjem hp buat baca buku, eh ujung2nya pindah aplikasi game wkwk..

    BalasHapus

Posting Komentar