Maknai Hidup dengan Ubah Insecure Jadi Bersyukur

Teman-teman, hari ini sudah scrolling sosial media berapa lama? Pernahkah merasa insecure dengan tampilan sosial media yang terlihat sempurna. Duh, si dia begitu, mereka begitu, apalagi anaknya sudah bisa ini itu. Ingin bisa ubah insecure jadi bersyukur, kalau lagi sadar diri. Sayangnya, terkadang perasaan itu muncul.

Usut punya usut, bisa jadi saya terlalu banyak bermain di sosial media. Kurang bijak dan proporsional dalam berselancar di sosial media, dapat memunculkan kecemasan. Cemas berlebihan, memicu terganggunya kesehatan mental, salah satunya insecure.

maknai hidup dengan ubah insecure jadi bersyukur

Dalam buku Heal Yourself, dijelaskan bahwa masalah yang timbul dari kecemasan akibat penggunaan sosial media yang tidak terkontrol adalah sulit membentuk interaksi di dunia nyata. Selain itu, jadi melakukan evaluasi diri secara negatif karena membandingkan dengan orang lain di sosial media.

Pembahasan di buku itu, berkaitan dengan paparan dari Ustazah Miftahul Jannah, M.Psi, Psikolog di Youtube dalam akun Bengkel Diri. Alhamdulillah, setahun atau dua tahun ini, topik tentang kesehatan mental sering diangkat. Topik tersebut dibahas secara lisan atau pun tulisan, seperti buku Heal Yourself. Jadi saya mudah mencari kajian yang membahas itu, ketika menjelajah Youtube.

Semakin banyak yang perhatian dengan berlimpahnya informasi tentang hal-hal yang mendukung kesehatan mental. Seperti seorang kawan bloger bernama Mbak Siska Dwyta yang banyak menuliskan topik tersebut dalam blognya kamar kenangan. Ada banyak insight yang kita dapatkan agar tetap menjalankan hidup dengan mental yang sehat.

Sekilas tentang Insecure

Salah satu hal yang perlu diantisipasi memicu mental yang tidak sehat adalah insecure. Jika kita seringkali merasa gelisah, malu, takut hingga tidak percaya diri, bisa jadi kita sedang mengalami insecure. 

Insecure merupakan suatu istilah yang menggambarkan perasaan tidak aman. Insecure bisa menghasilkan mental illness tertentu. Hal-hal lain dalam hidup yang tampak dari luar, dapat membuat seseorang menjadi insecure. Perasaan itu bukan hanya dialami oleh perempuan saja, lelaki juga bisa mengalami hal tersebut. 

Faktor Penyebab Insecure

Beberapa hal yang tampak di kehidupan ini, bisa membuat kita menjadi insecure. Contohnya saja seperti tampilan fisik, taraf pendidikan, status finansial, hubungan keluarga atau sosial. Ketika merasa insecure, sebetulnya kita bisa menelaah kembali sumber masalahnya. 

jaga kesehatan mental dari perasaan insecure

Insecure terjadi karena adanya standar yang ditetapkan oleh orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Insecure semakin bekembang, saat mulai membandingkan diri dengan orang lain, lalu merasa ada yang kurang. Selain itu, dapat disebabkan anggapkan berbeda atau tidak sesuai dengan yang standar seharusnya di masyarakat. Parah yaa ini, hal-hal seperti itu dapat merusak kesehatan mental seseorang. Faktor yang menyebabkan perasaan insecure kita alami, bisa berasal dari internal dan eksternal. 

Faktor internal 

Menurut Ustazah Miftahul Jannah, insecure ini bisa terjadi karena memang ada yang disebabkan sifat bawaan atau genetik lho. Beberapa contoh faktor internal seperti, sifat pemalu apalagi kalau di tempat keramaian, takut diperhatikan atau memerhatikan orang lain, cenderung mengurangi interaksi sosial. 

Adanya kecenderungan berpikiran negatif, karena setiap hari kita mempunyai stimulus pikiran negatif sebanyak 60.000. Tinggal kita yang mengarahkan pikiran tersebut ke arah negatif atau positif. Rasa trauma yang berkepanjangan, sebab kita mengizinkan memori tidak menyenangkan itu terus muncul dalam pikiran.

Adanya rasa tidak percaya diri, memiliki sifat perfeksionis, kalau ada yang tidak sesuai dengan kesempurnaan bisa insecure atau menyalahkan orang lain. Selain itu, memiliki tipe kepribadian melaknolis atau adanya mental disorder tertentu.

Faktor eksternal 

Beberapa faktor pemicu insecure yang berasal dari luar diri kita. Misal saja, memiliki orang tua atau pasangan yang over protective. Mereka yang over protective, biasanya akan berkomentar atau terus mengkhawatirkan keadaan kita supaya baik-baik saja. Hal itu dapat menimbulkan perasaan insecure, ketakutan atau kecemasan. 

Lalu faktor lainnya bisa disebabkan karena pengalaman bullying. Pernah dibandingkan atau disaingkan dengan saudara atau orang lain. Ternyata penggunaan sosial media yang berlebihan juga menjadi salah satu faktor eksternal dari insecure.

Saya juga pernah merasa sangat tidak nyaman, ketika insecure mulai datang. Apalagi dampak dari insecure yang tidak terkontrol adalah menjadikan hidup tidak produktif. Kita rendah diri karena merasa tidak kompeten. 

Selain itu, dapat merusak hubungan/interaksi sosial dengan orang lain karena selalu merasa ada bandingan yang lebih baik. Hidup juga jauh dari rasa tenang karena dihantui pikiran negatif. Parahnya lagi, dapat membuat lalai mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Allah. Astaghfirullah. Hidup menjadi tidak nikmat karena merasa ada saja yang kurang.

self love yaitu mencintai kelebihan dan kekurangan diri agar lebih produktif

Mulai Ubah Insecure Jadi Bersyukur

Perasaan insecure wajar dialami setiap orang. Saya pernah mengalaminya. Ibaratnya, Allah membolak-balikkan hati kita. Insecure pertanda bahwa kita ini makhluk atau hamba Allah. Kita ini lemah dan butuh sandaran. Namun, sebaiknya kita bisa mengelola perasaan tersebut.

Hal yang perlu diingat, bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, sudah menjadi ketetapan dari Allah. Kita tidak bisa mengubah jalan takdir yang sudah Allah tetapkan, tetapi kita bisa menentukan tindakan untuk menyikapi takdir tersebut. Kita cenderung menyikapinya dengan cara negatif atau positif.

Untuk mengevaluasi cara berpikir kita, bisa melakukan validasi emosi. Apapun emosi yang dirasakan, perlu kita terima terlebih dahulu. Perasaan yang sudah tervalidasi akan lebih melegakan jiwa dan memudahkan menemukan solusi. Lalu, menjadi bahan belajar jika pencetus emosi negatif yang sama muncul di lain waktu.

Setiap diri manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan diri. Kita tidak perlu memfokuskan pada kekurangan diri dan ingin mencapai hal-hal yang menjadi kelebihan orang lain. Masing-masing diri kita adalah spesial dan istimewa di hadapan Allah. 

Hal yang membuat kita nyaman dan produktif, bisa kita tingkatkan. Kita refleksikan diri tentang hal yang menjadi minat dan potensi. Misal suka menulis di blog, berkebun, mengajar, berkegiatan sosial, memasak, berbisnis, bermain bersama anak, dan masih banyak hal lain yang bisa dieksplorasi. 

Fokus dengan kondisi saat ini. Bersyukur atas ketetapan Allah, sambil terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Kesimpulan

Teringat pesan saat mengikuti kelas di Insititut Ibu Profesional bahwa kita perlu meninggikan gunung, bukan meratakan lembah. Maksud dari meninggikan gunung adalah menggali hal-hal yang menjadi kesukaan, hobi, passion agar kita berdaya secara maksimal. Bukan meratakan lembah dengan memaksakan kekurangan diri untuk menjadi kelebihan.

Dengan begitu, kita bisa ubah insecure jadi bersyukur sebab fokus dengan kelebihan diri. Tidak lagi sempat untuk menengok, membandingkan hingga mengomentari rumput tetangga yang lebih hijau. Kalau bukan kita yang memaknai hidup menjadi lebih berarti, siapa lagi? Yuk bersyukur dengan pencapaian kecil sekali pun!


April Fatmasari
Assalamualaikum. Saya seorang ibu rumah tangga yang belajar menjadi blogger, penulis dan Canva designer. Memiliki ketertarikan dengan kepenulisan, pengasuhan, literasi anak, terutama read aloud. Belajar berbagi memaknai kehidupan dengan tulisan. Jika ingin menjalin kerja sama, dapat dihubungi melalui april.safa@gmail.com

Related Posts

7 komentar

  1. Ada ya insecure karena cemburu...mungkin jadi berbalik 'menyerang' yang dicemburui...ya mungkin sesuai dengan istilah jaman dulu 'sirik tanda tak mampu'

    BalasHapus
  2. Ah sukaaa dengan tulisannya merechage kembali kondisi diri. Untuk menghilangkan insecrue bisa dengan banyak bersyukur dan mengali keunikan dalam diri

    BalasHapus
  3. Iya efek medsos juga ya yang memperlihatkan serba sempurna mungkin bikin orang apalagi anak muda terjangkit perasaan insecure, padahal apa yang terlihat kadang tidak seindah kenyataan ya harus banyak bersyukur dan semangat menggali potensi diri sendiri

    BalasHapus
  4. Ya, memang tak mudah membuat diri nyaman apalagi bersama orang lain atau dalam keramaian. Kadang kita merada pemalu sekali dan kurang percaya diri. Keluarga inti dapat mendukung diri kita dengan melakukan hal2 kesukaan bersama-sama, sehingga potensi tergali dan rasa insecure bisa berkurang.

    BalasHapus
  5. Wah tambahan ilmu lagi nih. Jadi mengerti apa Insecure itu. Jadi bisa lebih waspada diri sendiri. Terima kasih..

    BalasHapus
  6. Setuju sama meninggikan gunung daripada merasakan lembah. Saat kita menemukan apa yg jd hobi & mendalami hobi,siapa sangka justru mjd sumber penghasilan. Jd ga sempet utk insecure lg.

    BalasHapus
  7. padahal medsos itu cuma gambaran baik-baiknya aja :") kita kudu fokus ke diri sendiri dulu kali yaa biar bisa cuek sama sekitar, kalau liatin rumput orang ga bakal ada habisnya. setuju banget untuk mengalihkan pemikiran negatif ke positif

    BalasHapus

Posting Komentar